Viral Video Adu Mulut di Amed, Nama Dr. Togar Situmorang Dicatut: “Saya Tidak Kenal dan Tidak Pernah Terima Kuasa”

Sebuah video yang memperlihatkan keributan antara sejumlah warga pendatang dan pecalang di kawasan yang diduga berada di Amed, Karangasem, Bali, viral di media sosial dan menuai kecaman luas. Video berdurasi kurang dari dua menit itu diunggah oleh akun Instagram @InfoDenpasarTerkini.id dan langsung memancing reaksi netizen, khususnya masyarakat Bali yang menjunjung tinggi nilai adat dan kearifan lokal.

Dalam video tersebut, terlihat tiga orang perempuan, yang disebut-sebut berasal dari luar Bali, terlibat adu mulut dengan pecalang setempat. Pecalang, dengan mengenakan seragam putih dan udeng hitam, tampak berusaha meminta keterangan secara persuasif atas dugaan penyerangan yang dilakukan terhadap warga Amed. Namun, ketiga wanita itu justru merespons dengan nada tinggi, terkesan arogan, dan tidak menghormati otoritas adat di wilayah tersebut.

Salah satu wanita berbaju hitam dengan celana jeans tampak paling vokal. Ia melontarkan kata-kata kasar kepada pecalang, menyebut mereka “bermain keroyokan”, bahkan dengan nada menghina menyebut, “Laki-laki kok kayak banci”. Ia juga mengeluarkan kalimat yang tidak pantas terhadap tokoh yang lebih tua, “Apa-apa anjing?”, ujar perempuan tersebut dengan nada tinggi.

Namun yang menjadi sorotan utama adalah ucapan salah satu wanita lain yang mengenakan pakaian warna pink, yang secara tiba-tiba mencatut nama seorang advokat kondang di Indonesia, Dr. Togar Situmorang.

“Kasi tahu saja Togar Situmorang, biar mereka (pecalang) ini lari kabur. Biar dicari Togar Situmorang,” ucapnya dengan nada ancaman, seolah-olah ia memiliki hubungan dekat dengan sang pengacara.

Pecalang yang hadir di lokasi tampak tetap menahan diri dan mencoba meluruskan situasi. Salah satu dari mereka menegaskan bahwa warga pendatang diterima baik di lingkungan tersebut selama menunjukkan sikap yang sopan dan menghormati adat yang berlaku.

“Kami menerima siapa pun di sini. Tapi tolong jaga attitude. Kita di sini menjaga, bukan menyerang. Kami melindungi bersama, bukan mencari musuh,” ujarnya dengan nada tegas namun tetap tenang.

Video ini kemudian menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak warganet menyayangkan sikap arogan para wanita dalam video, terutama karena mereka tidak menghargai peran pecalang yang merupakan simbol keamanan dan ketertiban adat Bali.

Menanggapi video tersebut, Dr. Togar Situmorang akhirnya memberikan klarifikasi resmi melalui akun Instagram pribadinya, @TogarSitumorang. Dalam pernyataannya, ia dengan tegas membantah mengenal para wanita dalam video tersebut dan menyatakan keberatan atas pencatutan namanya.

“Hot News! Quick Response! Saya ingin menegaskan bahwa perempuan dalam video itu yang menyebut nama saya bukanlah klien saya. Saya tidak mengenal mereka, dan tidak pernah memberikan surat kuasa atau pendampingan hukum apa pun terkait persoalan ini,” tulis Dr. Togar Situmorang dalam unggahannya.

Lebih lanjut, advokat yang dijuluki Panglima Hukum itu juga menyampaikan dukungannya terhadap aparat desa dan pihak keamanan adat untuk menindaklanjuti kejadian ini.

“Saya merasa sangat keberatan nama saya dicatut sembarangan. Saya memberikan dukungan penuh kepada Muspika setempat—baik pecalang, Babinsa, maupun kepolisian—untuk menertibkan situasi dan memberikan sanksi tegas kepada pihak-pihak yang meresahkan dan merusak keharmonisan masyarakat Bali,” tegasnya.

Dr. Togar juga menambahkan bahwa pencatutan nama seorang advokat tanpa izin atau hubungan hukum merupakan tindakan yang bisa dikategorikan sebagai bentuk pencemaran nama baik atau penyalahgunaan nama. Ia menilai bahwa tindakan ini tidak bisa dibiarkan karena berpotensi merugikan reputasi serta menimbulkan salah persepsi di masyarakat.

“Saya menghargai proses hukum dan nilai-nilai adat yang berlaku di Bali. Oleh karena itu, saya tidak akan tinggal diam bila nama saya dipakai untuk tujuan menakut-nakuti masyarakat atau mengintervensi aparat hukum dan adat,” tambahnya.

Warganet pun ramai-ramai memenuhi kolom komentar unggahan tersebut, mendukung pernyataan tegas dari Dr. Togar Situmorang dan meminta pihak berwenang segera mengambil tindakan atas sikap arogan para wanita tersebut. Banyak netizen juga menyuarakan bahwa tindakan melecehkan pecalang adalah bentuk penghinaan terhadap budaya dan adat istiadat Bali yang harus dijaga bersama.

Hingga kini, belum ada informasi resmi dari pihak kepolisian atau desa setempat terkait identitas para wanita dalam video tersebut. Namun, tekanan dari masyarakat semakin menguat agar kejadian serupa tidak terulang kembali dan semua pihak yang tinggal di Bali dapat saling menghargai, baik warga lokal maupun pendatang.