“Matur Piuning” (Memohon Restu) Jelang Hut Ke 65 Kodam IX/Udayana

Editor: Redaksi | Reportase: Totok Waluyo

Denpasar, Panglimahukum| Bali Kodam IX/Udayana pada tanggal 27 Mei 2022 mendatang genap berusia 65 tahun. Perjalanan pengabdian yang cukup panjang dan matang dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia khususnya wilayah geo-strategis Bali dan Nusa Tenggara.

Menjelang hari jadi Ke 65 berbagai persiapan dilakukan, diantaranya demi kelancaran pelaksanaan rangkaian hari ulang tahun (HUT) diawali dengan matur piuning atau memohon restu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa termasuk kepada leluhur agar Kodam IX/Udayana yang saat ini dipimpin oleh Mayjen TNI Sonny Aprianto selaku Pangdam senantiasa dapat melaksanakan tugas pokoknya dengan baik dan maksimal

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Pembinaan Mental dan Sejarah (Kabintaljarah) Kodam IX/Udayana Kolonel Inf I Gusti Ngurah Wilantara, S.E., M.A.P., di sela pelaksanaan kegiatan matur piuning di Pura Mangening, Tampaksiring, Gianyar, Rabu (18/05/2022).

“Tujuannya agar rangkaian kegiatan HUT Ke 65 Kodam IX/Udayana mendapatkan kelancaran, keselamatan dan kesuksesan, untuk itu kita harus menghadap dan memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa,” jelas mantan Kasdim 1611/Badung tersebut.

Menurutnya matur piuning bermakna sebagai simbol akan dimulainya suatu kegiatan atau acara, jadi kegiatan ini dilaksanakan sebelum semua rangkaian hari ulang tahun dilaksanakan.

Dari sejarahnya kenapa matur piuning dilaksanakan di Pura Mangening karena merupakan tempat dimana dalam Prasasti Pandak Badung bertahun 1071 Masehi, yang dikeluarkan oleh Raja Anak Wungsu (Putra Bungsu Raja Udayana) terbaca bagian yang berbunyi,
“…. Paduka Haji Anak Wungsu nira kalih bhatari lumah i burwan, bhatara lumah i banuwka…. “, artinya… Paduka Raja Anak Wungsu, putra baginda berdua (suami-istri) Permaisuri Sang Ratu Gunapriyadharmapatni didharmakan di Buruan (Pura Bukit Dharma Durga Kutri, Blahbatuh, Gianyar dengan Raja Udayana yang didharmakan di Banyuwka Pura Mangening.

“Oleh karena itu di tempat suci ini (Pura Mangening), Prajurit Kodam IX/Udayana selaku pengayom dan pelindung rakyat (Praja Raksaka) bersimpuh, berdoa memohon restu agar satuan dan seluruh personelnya senantiasa mampu mengaktualisasikan nilai-nilai kepemimpinan Sang Tokoh Raja Udayana yang bergelar Sri Dharma Udayana Warmadewa dengan kualitas kepribadian yang sedemikian istimewa sehingga dianggap sebagai manusia unggul dan memiliki kekuatan kodrati sekaligus sepiritual,” papar Kolonel IGN. Wilantara.

Sementara itu Pangdam IX/Udayana diwakili Pamen Ahli Bidang Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Lingkungan Kolonel Inf Anak Agung Ngurah Krisna dalam kata sambutannya mengatakan bahwa hal inilah yang menjiwai dan mendasari Prajurit Kodam IX/Udayana dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara Indonesia.

“Udayana memberikan motivasi, militansi dan ciri khusus dasar kepemimpinan bagi Keluarga Besar Prajurit Kodam IX/Udayana yaitu tentang kerelaan, berkorban, kesadaran terhadap terhadap wilayah yang harus tetap berdiri kokoh karena itulah prajurit itu ada”, sebut Pangdam.

Dalam dinamika pengabdiannya, Prajurit Kodam IX/Udayana dilengkapi dengan berbagai perangkat kendali moral dan psikologi yang menyatu dalam jati dirinya yaitu Sumpah Prajurit, Sapta Marga dan Delapan Wajib TNI.

Prajurit Kodam IX/Udayana sadar betul bahwa kelahirannya dari rakyat, tumbuh dan berkembang dan berjuang di tengah-tengah rakyat, sehingga apapun tidak akan pernah dilaksanakan dengan tuntas dan mencapai tujuan tanpa didukung oleh rakyat sebagai kekuatan potensial terbesar yang dimiliki negara.

“Dengan nama Udayana merupakan acuan bagi satuan ini (Kodam IX/Udayana) dalam menjamin keselamatan dan kesejahteraan rakyat, sekaligua sebagai stimulator dalam pembangunan dengan cara berpikir kritis, praktis, efisien, efektif, lebih adaptif dan modern untuk mendukung kemajuan pembangunan wilayah Indonesia khususnya di wilayah Bali-Nusa Tenggara,” pungkas Pangdam Mayjen Sonny Aprianto.(*)