Togar Situmorang: Golkar Tidak Butuh “Penumpang Gelap” di Pilwali Denpasar, Lebih Baik Usung Wandhira

Foto: Kader Partai Golkar Togar Situmorang, S.H., M.H., M.A.P., yang juga advokat senior yang dijuluki Panglima Hukum.

Denpasar (Panglimahukum.com)-

Menghadapi Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) Serentak September 2020, Partai Golkar Bali mulai melakukan penjaringan Bakal Calon Kepala Daerah yang bakal diusung.

Golkar Bali pun bertekad mengusung kader dan tokoh terbaik di enam kabupaten/kota yang akan menggelar Pilkada yakni, Denpasar, Badung, Tabanan, Jembrana, Bangli dan Karangasem.

Kader Partai Golkar Togar Situmorang, S.H., M.H., M.A.P., yang juga pengamat kebijakan publik menilai Pilkada 2020 ini bisa menjadi momentum kebangkitan “Partai Beringin” di  Pulau Dewata.

Namun Togar Situmorang yang juga advokat senior yang dijuluki Panglima Hukum ini mengingatkan agar jangan sampai ada “penumpang gelap” dalam proses penjaringan Bakal Calon Kepala Daerah di Partai Golkar.

Melainkan Golkar diharapkan mampu memunculkan kader-kader terbaiknya untuk menjadi calon pemimpin di masing-masing daerah.

“Golkar tidak butuh ‘penumpang gelap’ apalagi bakal calon yang ‘kaleng-kaleng’ alias abal-abal. Golkar harusnya tampilkan kader-kader terbaik,” tegas Togar Situmorang, Selasa (7/1/2020).

Advokat yang terdaftar di dalam penghargaan Indonesia Most Leading Award 2019 dan terpilih sebagai The Most Leading Lawyer In Satisfactory Performance Of The Year ini menilai Golkar Bali saat ini di bawah kepemimpinan Plt Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali Gde Sumarjaya Linggih alias Demer juga semakin solid dan kompak.

Dalam menghadapi Pilkada 2020 manajemen partai yang saat ini berusia 55 tahun ini juga makin kuat. Sebagai partai paling tua, paling senior banyak orang hebat dan berani bertarung di Golkar. Dalam keadaan terpuruk pun Golkar bisa tetap eksis.

“Jadi tidak ada alasan Golkar tidak punya calon untuk Pilkada Serentak di Bali khususnya di Denpasar. Kalau Golkar masih gunakan penumpang gelap maka gagal memperjuangkan kaderisasi,” kata Togar Situmorang yang juga Dewan Pakar Forum Bela Negara Provinsi Bali ini.

“Untuk apa ada kendaraan mewah untuk Pilkada tapi tidak punya supir bagus apalagi isinya penumpang gelap. Mending pakai Togar Situmorang saja,” kata Togar Situmorang setengah berkelakar.

Advokat yang terdaftar di dalam penghargaan 100 Advokat Hebat versi majalah Property&Bank dan terdaftar di dalam penghargaan Indonesia 50 Best Lawyer Award 2019 ini juga mengharapkan daripada di Pilwali (Pemilihan Walikota) Denpasar ada penumpang gelap di Golkar dan muncul bakal calon “kaleng-kaleng” maka Golkar lebih baik mendukung yang sudah pasti yakni bergabung dengan PDI Perjuangan.

“Jadi Golkar dan PDI Perjuangan bisa sinergi membangun Denpasar dan juga satu jalur dengan koalisi di pusat dalam pemerintahan Presiden Jokowi,” imbuh Togar Situmorang yang juga Ketua Hukum dari RS dr. Moedjito Dwidjosiswojo Jombang Jawa Timur ini.

Menurutnya dalam Pilkada Denpasar kali ini harga diri “Partai Beringin” dipertaruhkan jika sampai mengusung “penumpang gelap” sebagai bakal calon kepala daerah.  “Kasihan kalau beringin jadi mati gara-gara penumpang gelap. Jangan sampai beringin jadi roboh gara-gara benalu,” kata Ketua POSSI (Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia) Kota Denpasar ini.

Togar Situmorang pun menceritakan sebelumnya ada tokoh (non kader Golkar) yang mengaku mau maju Pilwali Denpasa lewat Golkar serta sudah menunjuk dirinya selaku Ketua Tim Pemenangan.

Sementara untuk masuk sebagai bakal calon kepala daerah di Partai Golkar, dari awal oleh partai ini sudah diminta komitmen penuh, harus totalitas, all out serta tidak bisa setengah-setengah. Harus siap dari sisi tiga O yakni otot, otak dan ongkos.

“Orang itu saya minta komitmennya untuk tiga O khususnya ongkos ternyata tidak ada. Keesokan harinya malah saya diberhentikan sebagai Ketua Tim Pemenangan. Ini adalah bukti orang hanya ingin cari popularitas sesaat, memanfaatkan saya mencari jalan ke Golkar,” beber Togar Situmorang.

Karenanya Togar Situmorang mengingatkan Golkar jangan mau menerima calon yang hanya mau coba-coba atau aji mumpung. Harus menerima calon yang benar-benar siap secara otot, otak dan ongkos.

Namun ongkos disini bukan berarti mahar politik atau untuk money politic. Sebab Plt Ketua DPD Partai Golkar Bali Gde Sumarjaya Linggih alias Demer sendiri sudah menegaskan bahwa tidak ada mahar politik di Golkar.

“Masak mau nyalon tidak ada modal untuk cost politic. Di awal kan butuh survei untuk melihat sejauh mana popularitas, elektabilitas dan akseptabilitas si bakal calon. Masak keluar uang untuk survei saja tidak mau,” ungkap Togar Situmorang.

Jadi daripada Golkar ditunggangi penumpang gelap, Togar Situmorang mendukung jika kader-kader terbaik partai ini yang maju di Pilwali Denpasar 2020. Salah satunya yang dianggap mumpuni dan layak sebagai Bakal Calon Walikota Denpasar adalah Ketua DPD II Partai Golkar Kota Denpasar Wayan Mariyana Wandhira yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar.

“Kami sangat dukung kalau Pak Wandhira. Masak yang lain yang kaleng-kaleng dan omdo (omong doang) diberikan kesempatan,” tutup Panglima Hukum Togar Situmorang yang merupakan Owner Law Firm Togar Situmorang dan Associates yang beralamat di Jl. Tukad Citarum No. 5A Renon Denpasar Bali (pusat) & Jl. Gatot Subroto Timur No. 22 Kesiman Denpasar Bali (cabang). (phm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here