Denpasar [PH] ~ Komisaris PT. Bali Global Service (BGS), Dr. Togar Situmorang, SH., MH., MAP., C.Med., CLA memastikan bahwa sektor pariwisata memiliki harapan di masa depan dari bangkitnya sektor terbesar di dunia usaha itu walau Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) masih belum dinyatakan lenyap dari muka bumi ini.
Hal itu dikemukakan Togar Situmorang yang juga seorang advokat kondang Indonesia dan pengamat kebijakan publik kepada para wartawan, dalam rangka memperingati Hari Pariwisata Se-Dunia pada tanggal 27 September 2021. Dimana Hari Pariwasata Sedunia atau World Tourism Day mengangkat tema “Tourism for Inclusive Growth” atau “Pariwisata untuk Pertumbuhan Inklusif”.
“Tourism for Inclusive Growth untuk perayaan Hari Turisme Sedunia 2021 dilatarbelakangi karena semua sisi kehidupan dari mulai sosial hingga ekonomi terdampak akibat pandemi Corona COVID-19. Saya yakin dan memastikan bahwa sektor pariwisata memiliki harapan di masa depan. Hal ini termasuk komunitas, minoritas, dan generasi muda. Tujuan dari Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) adalah bebas dari kemiskinan dan kesetaraan gender,” ujar Togar Situmorang.
Togar Situmorang yang dihubungi wartawan melalui ruang kantornya, yang mana alamat PT. Bali Global Service pusatnya di Permata Cargo, Jl. Teuku Umar Barat No.10 Denpasar Barat, Bali dan kantor cabangnya Jakarta di Jl. Kemang Selatan Raya No.99 gedung Piccadilly, Jakarta Selatan serta di Provinsi Jawa Barat beralamat di Jl. Raya Pangalengan No.355 Kp. Bojong Raya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung dan di Jl. Terusan Jakarta No.181, Ruko Harmoni Kav.18 Antapani, Kota Bandung.
Perlu diketahui PT. Bali Global Service adalah perusahaan yang bergerang di bidang Event Organizer, Travel, Penyediaan Rental Mobil, Pembuatan Visa, KITAS, KITAP dan perjalanan pariwisata bagi para pelancong yang membutuhkan. Turisme atau pariwisata memberikan pengalaman yang unik bagi setiap orang. Para turis atau pelancong akan menuju ke tempat yang jauh dari tempat tinggalnya. Mereka akan mengenal bahasa, masakan, dan budaya baru di tempat yang dikunjungi.
Dilansir dari laman Days of The Year, kegiatan melancong atau berpesiar ke tempat lain sudah dikenal dari zaman Kekaisaran Cina Kuno Sebelum Masehi. Ada pula yang berpendapat aktivitas wisata dilakukan pada masa Raja Shugi dari Ur, kerajaan kuno di kawasan Timur Tengah yang juga eksis pada periode Sebelum Masehi. Kala itu, mulai dilakukan perbaikan jalan dan pembangunan shelter untuk tempat singgah para wisatawan.
Di zaman yang lebih modern, tepatnya pada Abad Pertengahan (abad 5 sampai 15 Masehi), kegiatan wisata dianggap menjadi lebih penting. Salah satu faktor utamanya adalah agama. Umat Buddha, Islam, dan Kristen, misalnya, sudah menjalankan tradisi ziarah dengan melakukan perjalanan jarak jauh.
“Dengan menelusuri sejarah tersebut, UNWTO mulai mempromosikan pariwisata yang berkelanjutan, bertanggung jawab, dan dapat diakses secara universal. Pariwisata dapat menguntungkan wisatawan dan lokasi yang dikunjungi. Tidak hanya itu, pariwisata juga merupakan salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Hingga akhirnya, Hari Turisme Sedunia diresmikan oleh Majelis Umum UNWTO pada September 1979 di Spanyol. Tanggal 27 September dipilih karena menandai awal musim di belahan bumi selatan dan berakhirnya musim ramai di belahan bumi utara,” beber advokat yang selalu aktif dalam dunia pariwisata itu.
Dengan dibukanya kembali pariwisata, menurut Togar Situmorang dianggap menjadi cara yang dapat membantu memulai pemulihan dan pertumbuhan setiap negara, karena sejak merajalelanya wabah yang mematikan Covid-19 telah membuat terpuruk dalam lonjakan perekonomian dunia.
“Menjelang dibukanya kembali gerbang pariwisata, setiap negara sudah membenahi banyak sektor demi pemulihan yang merata. Sementara masyarakat yang hidup di dekat objek wisata harus dapat menikmati dampak ekonominya. Dengan begitu, tujuan dari Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) yang bebas dari kemiskinan dan kesetaraan gender dalam sektor pariwisata dapat tercapai,” pungkas Togar Situmorang saat berada di kantor hukumnya yang baru di Jl. Raya Gumecik Gg. Melati Banjar No.8, By Pass Prof. IB. Mantra, Ketewel.
Tim Redaksi